Minggu, 31 Agustus 2008

my six sence

sebenarnya beberapa kejadian kebetulan sering terjadi dalam hidupku akhir-akhir ini. yang dimaksud kebetulan adalah sesuatu yang melintas dari pikiranku yang ternyata akhirnya menjadi kenyataan. baru kusadari bahwa sebenarnya aku dibakati "six sence".
beberapa pikiran yang melintas itu seperti misalnya aku berpikir sesuatu yang akan dikatakan seseorang dan orang itupun benar-benar mengatakannya kemudian. dan suatu hari aku pernah berfirasat buruk dan ternyata keesokan harinya sekolahku tempat aku belajar sekarang terbakar. sebenarnya aku cukup bangga dengan bakatku ini, seakan aku mengatakan "aku pasti keren sekali". tapi ada satu hal yang membuat aku tidak nyaman dengan bakatku ini.itu adalah paranoid.
karena sering sekali firasatku benar, setiap kali aku berfirasat buruk aku selalu waspada, pernah suatu hari aku berfirasat sangat buruk. seakan otakku memberi sinyal bahwa aku tidak lama lagi akan meninggalkan dunia. akupun tidak bisa tidur sampai jam12 malam lebih. sebenarnya aku juga punya bakat lain yaitu penyakit insomnia. tapi walaupun begitu, biasanya aku tidurpaling tidak pukul 11. firasat itu mengiang-ngiang di kepalaku sampai-sampai aku hampir menangis.
setelah itu mulailah aku membaca Al-Qur'an banyak-banyak dzikir setelah sholat dengan tujuan perkiraanku kali ini tidak benar. Alhamdulillah kian hari aku bisa melepaskan pikiran itu.
aku tidak lagi menganggap hal ini hal yang bagus. aku sudah terbiasa dan aku mulai kecewa aku mempunyai bakat ini, tapi aku yakin Allah memberikan bakat ini karena rencananya yang lain, bukan membuatku takut.
aku berusaha semampuku untuk berpikiran selalu positif. aku tidak mau membayangkan sesuatu yang berkait dengan hidupku. karena aku takut berpikir buruk lagi. jadi aku mulai memakai six sence-ku ini untuk hal-hal yang menyenanghkan. misalnya menebak perkataan orang di TV, seringkali aku benar dan jadi bangga sendiri.
Tidak ada yang tau bahwa aku punya bakat ini. aku tidak berani memberitahu ortu-ku karena aku takut aku dibilang su-uzon dan nantinya diceramahi ibuku. ya... sebenarnya aku memberitahu ke beberapa temanku, tapi mereka tidak menganggap otu serius, jadi kupikir aku tidak harus serius dengan mereka.