Kamis, 25 Maret 2010

Apakah Bahasa Indonesia pantas menjadi salah 1 dari 4 mata pelajaran UN?

Yes or No? I probably said No, but there's some reason that i would said Yes.
Pertama-tama gw akan menjelaskan faktor gw menjawab "No". Pertama adalah ketidakjelasan jawaban. Apa maksudnya? maksudnya jawaban dari pertanyaan yang biasa ada di soal bahasa Indonesia seperti menentukan pendapat atau kesimpulan, atau gagasan pokok kadang-kadang bisa dibilang bimbang, karena dari 4 jawaban pilihan ganda kadang2 ditemukan jawaban lain yang sebenarnya bisa jadi tepat juga, gw sebagai murid kalo ada pertanyaan yang jawabannya ngebingungin pasti nanya ke guru dong dan disinilah kta menemukan Problem kedua yaitu ketidakpastian. Kalau di sekolah anggap aja guru sebagai dewa deh! mereka tau jawaban semua soal di mata pelajaran yang ia gurui dan masalahnya guru 1 dengan guru yang lain jawabannya berbeda misalnya 1 soal kita nanya guru "a" jawabannya c di soal yang sama kita tanya guru "b" jawabannya malah d. Mak-dar-it Maka dari itu kesempatan kita untuk mendapat nilai sempurna jadi terhalang. Mungkin gak semua sekolah yang gurunya nggak kompak kayak di sekolah gw tapi gw rasa banyak juga yang kayak gitu mungkin semua jawabannya beda-beda karena didasari dari problem Ketiga yaitu Bahasa Indonesia bukan ilmu pasti. Berbeda dari 3 mata pelajaran lainnya Matemamtika,dan IPA jawaban dari soal sudah pasti 1 dan itu didasari dengan fakta dan rumus-rumus. Tidak seperti Bahasa yang lebih ke logika, soal-soal yang menggunakan logika yaitu menentukan inti paragraf, tajuk, kesimpulan, opini. untuk menjawab pertanyaan ini tidak perlu mencari jawaban-jawaban di buku tapi kita berpikr dengan logika dan mengeluarkan opini sendiri. Logika orang berbeda-beda maka dari itu banyak terjadi perselisihan pendapat di 1 soal. Soal-soal yang menggunakan logika bisa mencapai 60% dan ini menjadi 1 hal lagi yang menghalangi para siswa mendapat nilai sempurna.

well that's my opinion #hbu

Tidak ada komentar: